Panitia Khusus (Pansus) III DPRD Kabupaten Pekalongan memuji dan kagum dengan kebijakan pembangunan pariwisata di Purbalingga. Penambahan wahana baru di sejumlah destinasi wisata serta pemberdayan masyarakat desa wisata dinilai mampu menjadi daya tarik wisata ke Purbalingga. “Kami kagum dengan ide-ide pariwisata di Purbalingga. Meski tidak punya laut, namun Purbalingga bisa membuat pantai bebas tsunami di Owabong. Begitu juga membuat istana burung di Taman Wisata Purbasari Pancuranmas. Kami mengakui, idenya luar biasa sehingga semakin menjadi daya tarik wisatawan,” ungkap Syaiful Bahri, anggota Pansus III DPRD Kabupaten Pekalongan, saat melakukan kunjungan kerja ke Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga, Selasa (3/2).
Rombongan Pansus III DPRD Kabupaten Pekalongan berkunjung ke Purbalingga dalam rangka penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (Riparda). Rombongan dipimpin ketua Pansus Muhamad Kenedy (PDIP) diterima oleh Kepala Dinbudparpora Purbalingga Drs Subeno, SE, M.Si, dan Kabid Pariwisata Ir Prayitno, M.Si. Anggota Pansus III lainnya, Khosim ST, mengaku ingin belajar banyak dengan ide-ide pengembangan pariwisata yang dicetuskan sejak kepemimpinan Bupati Triyono Budi Sasongko. “Terus terang, saya ingin belajar banyak tentang pariwisata Purbalingga. Apa yang menjadi rahasia kenapa Pemkab Purbalingga bisa memacu pertumbuhan pariwisata hingga selalu menjadi daya tarik wisatawan,” ungkap Khosim. Muhamad Kenedy mengatakan, DPRD Kabupaten Pekalongan saat ini tengah menyusun Riparda. Untuk membekali anggota Pansus Riparda, pihaknya harus belajar banyak dengan kabupaten lain di Jateng yang pembangunan wisatanya dinilai maju, salah satunya di Purbalingga. “Kami ingin menimba ilmu mulai dari sisi kebijakan, pembinaan kepada pelaku wisata, pemberdayaan masyarakat wisata, hingga upaya promosi wisatanya,” kata Muhamad Kenedy. Kepala Dinbudparpora Purbalingga Subeno mengemukakan, Kabupaten Purbalingga memiliki potensi sumberdaya air dan potensi wilayah mulai dari daratan hingga pegunungan. Purbalingga tidak memiliki pantai seperti di Pekalongan. “Secara geografis boleh dibilang, Purbalingga lokasinya kurang menguntungkan karena jauh dari jalur pantura dan jalur selatan jateng. Namun, kami terus berupaya menggejot sektor pariwisata dengan menambah wahana baru setiap tahunnya. Kami mentargetkan, Purbalingga akan menjadi kota tujuan wisata utama di Jateng,” kata Subeno.
Kepala Bidang Pariwisata Ir Prayitno, M.Si dalam paparannya mengatakan, strategi Pemkab Purbalingga dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dari sisi ekonomi adalah mengembangkan sector pariwisata, disamping sector lain pertanian dalam ati luas, industry dan kerajinan, manufaktur dan makanan, serta perdagangan jasa. Dalam mendukung iklim investasi termasuk investasi pariwisata, peran Pemkab yakni memberikan kemudahan regulasi, pembinaan, fasilitasi dan intermediasi. Investasi ini tentunya didukung sumberdaya alam yang ada dan dukungan sumberdaya manusia. “Setelah peran pemerintah dijalankan, tentunya harus didukung oleh masyarakat melalui upaya sapta pesona industri. Tak terkecuali investasi dari sektor wisata, ketika dukungan masyarakat kuat, maka iklim investasi akan berjalan baik,” kata Prayitno. Prayitno menjelaskan, latar belakang Pemkab Purbalingga menggejot sector pariwisata karena pariwisata telah mengambil peran penting dalam pembangunan perekonomian, yang ditunjukkan dengan meningkatnya kesejahteraan ekonomi masyarakat. Pembangunan pariwisata juga memiliki kontribusi yang signifikan dalam pembangunan ekonomi daerah sebagai instrumen peningkatan pendapatan daerah. “Prospek pariwisata strategis, pengembangannya harus digarap secara serius, terarah, dan profesional. Pariwisata juga dapat dijadikan prime mover atau penggerak berkembangnya sektor lain yang dapat mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi,” kata Prayitno.