Paguyuban Wisbangga - Komisi III DPRD Purbalingga mendorong obyek destinasi wisata untuk menggelar even-event rutin. Event ini akan mampu mendongkrak kunjungan wisata dan akhirnya pada pendapatan asli daerah. Disisi lain, Komisi III juga menghimbau agar sekolah-sekolah untuk lebih memanfaatkan kunjungan ke obyek wisata local. “Kami berharap, setiap hari Minggu atau hari libur, ada even yang mampu mengundang pengunjung ke obyek wisata. Event tidak mesti harus hiburan, tetapi bisa juga event olah raga atau lomba-lomba,” kata Ketua Komisi III Ahmad Sabani, disela-sela kunjungan kerja ke Obyek Wisata Goa Lawa, Karangreja, Senin (23/3). Rombongan kunja komisi III diterima oleh Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga Drs Subeno, SE, M.Si, Kabid Pariwisata Ir Prayitno, M.Si dan Kabid Kebudayaan Drs Sri Kuncoro, serta jajaran staf dan pengelola Goa Lawa. Sabani mencontohkan, obyek wisata waterpark di Banjarnegara hampir setiap minggu menggelar event kegiatan, bisa hanya berupa olah raga, atau lomba-lomba antar sekolah. Dengan kegiatan tersebut maka, penonton supporter akan banyak dan membayar tiket masuk ke obyek wisata. Cara ini memang perlu sinergi antara SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) terkait seperti Dinas Pendidikan dan Dinas Pariwisata. “Saya berharap, ego sektoral antar SKPD khususnya dibawa rumpun komisi III agar dihilangkan,” kata Sabani. Sabani menyarankan kepada Dinporapar Purbalingga untuk menjalin kerjasama dengan Dinas Pendidikan. Kerjasama ini untuk menarik kunjungan siswa ke obyek wisata. Disisi lain, Dinas Pendidikan perlu mengambil kebijakan agar sekolah-sekolah tidak melakukan wisata ke luar daerah yang lebi cenderung pemborosan. “Cukup melakukan kunjungan ke obyek wisata di Purbalingga, sudah efisien,” katanya. Sabani masih mencontohkan, kegiatan muatan local sekolah atau outbound yang digelar oleh sejumlah sekolah, bisa dilakukan ke Purbalingga saja. “Outbound tidak harus ke luar kota, cukup di tempat wisata di Purbalingga,” kata Sabani. Anggota Komisi III, In’am Birohmatilah menyarankan, agar di Purbalingga memiliki destinasi wisata khusus untuk agro. Seperti halnya di Bogor, sisa-siswa bisa belajar bertani atau mengenal tumbuh-tumbuhan. “Wahana wisata ini kami yakin bisa mendongkrak kunjungan wisata,” ujarnya. Dalam kesempatan yang sama, anggota komisi III dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ali Fahrudin mendukung pengembangan desa wisata dengan pemberdayaan masyarakat melalui Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata). Ali menyarankan agar Dinbudparpora terus melakukan pembinaan terhadap Pokdarwis ini termasuk dalam hal pembinaan pengelolaan keuangan. “Saya melihat di Desa Limbasari, Kecamatan Bobotsari, pengelolaan wahana tubing sudah ramai setiap minggunya, tetapi pengelolaan keuangannya masih perlu dibenahi dan melibatkan pihak desa selaku penanggungjawab lokasi,” sarannya. Sementara itu Wahyono (Gerindra) mendukung Dinporapar yang telah memfasilitasi terbentuknya Pokdarwis di Desa Kedungbenda, Kecamatan Kemangkon. Pokdarwis ini mengelola wisata air berupa perahu. Perahu penyebarangan yang semula digunakan menyeberangkan warga saat ini dialihkan menjadi perahu wisata seiring dengan jemabtan Linggamas yang sudah difungsikan. “Kami berharap, Pokdarwis Pesona Linggamas yang lebih diberi kesempatan mengelola perahu wisata, bukan dari pihak ketiga yang berinvestasi,” katanya. Kepala Dinbudparpora Subeno menyatakan apresiasi atas dukungan dari Komisi III untuk pengembangan pariwisata. Dinporapar Purbalingga juga meminta Komisi III untuk memfasilitasi kerjasama dengan jajaran Dinas Pendidikan atau sekolah-sekolah swasta untuk melakukan kegiatan di obyek wisata. “Kami sangat mendukung Komisi III yang mengarahkan sekolah-sekolah di Purbalingga untuk menyelenggarakan event di obyek wisata. Selain mengenalkan destinasi wisata, juga akan mampu memberikan kontribusi positif terhadap pendapatan daerah,” katanya. "Subeno menambahkan, Dinbudparpora bersama elemen masyarakat pada tahun ini juga akan menggelar event Festival Gunung Slamet. Festival ini diharapkan akan memacu kunjungan wisata ke Purbalingga dan tidak terpengaruh dengan kondisi Gunung Slamet yang sudah satu tahun ditutup untuk pendakian.