Paguyuban Wisbangga - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga, Jum’at (27/2) menggelar Focus Group Discussion (FGD) tentang pengembangan desa wisata diruang rapat Bappeda. FGD difokuskan pada empat desa terpilih yang telah dirintis dan potensial sebagai desa wisata. Kepala Bappeda Purbalingga Ir Setiyadi, M.Si mengungkapkan, FGD fokus pada empat desa wisata masing-masing Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Desa Limbasari, Kecamatan Bobotsari, Desa Panusupan dan Desa Tanalum, keduanya di Kecamatan Rembang. “Meski desa ini sudah mulai banyak dikunjungi wisatawan, namun kami ingin mengetahui hasil mapping yang dilakukan oleh Dinbudparpora dalam hal potensi paket wisata yang layak dijual kepada wisatawan,” kata Setiyadi, Kamis (26/2). Setiyadi mengatakan, pengembangan desa wisata jangan diartikan secara mudah Pemkab membangun sebuah tempat wisata di desa itu, namun Pemkab lebih fokus pada fasilitasi semangat warga desa dalam mengembangan desanya untuk tujuan wisata. “Soal insfrastruktur dan fasilitas pendukung memang diperlukan, namun itu bukanlah menjadi hal utama. Hal ini berkaca dari beberapa desa wisata di Yogyakarta, justru dengan menjual kondisi desa apa adanya, malah menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke desa itu,” katanya. Setiyadi menambahkan, Pemkab mendukung penuh ketika kelompok warga masyarakat di desa wisata mengembangkan potensi desa sebagai tujuan wisata. Dukungan tersebut antara lain dengan dikucurkannya dana hibah kepada beberapa pengelola desa wisata melalui Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). “Tentu kami tidak menutup kemungkinkan untuk memberikan dukungan lagi, sepanjang warga masyarakat bersemangat dan mau maju mengembangkan desanya sebagai destinasi wisata,” tambah Setiyadi. Sementara itu, Kepala Bidang Pariwisata Dinbudparpora Purbalingga, Ir Prayitno, M.Si yang dihubungi terpisah mengungkapkan, Dinbudparpora mulai bulan Februari ini menerjunkan empat orang tenaga fasilitator di empat desa wisata terpilih. Para fasilitator semuanya merupakan praktisi pariwisata dan sudah berpengalaman mengundang wisatawan serta membawa rombongan wisatawan ke suatu obyek wisata. “Fasilitator ini kami tugaskan di desa selama 10 bulan, dan target akhirnya, mampu menjual desa wisata yang dibinanya kepada para wisatawan. Dengan kedatangan wisatawan, tentunya ekonomi masyarakat akan bergerak dan pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Jadi kuncinya tetap ada di masyarakat sendiri, jika mau maju mengembangan wisata di desanya, ayoo maju bersama, dan sudah menjadi tugas Pemkab guna memberikan dukungan serta fasilitasi,” kata Prayitno.