Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Banyumas mengakui keunggulan destinasi wisata di Purbalingga. Pemkab Purbalingga dinilai terus berpacu membuat kebijakan dan terobosan yang mampu menarik wisatawan. “Kami mengakui, pariwisata Purbalingga lebih maju dibanding dari Banyumas. Destinasinya tidak membosankan dan selalu menarik,” kata Didi Rudianto, Amd, Par, anggota Komisi D DPRD Banyumas. Didi mengungkapkan hal tersebut saat melakukan kunjungan kerja di Purbalingga, Selasa (3/3). Didi bersama rombongan diterima di aula Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) oleh Kepala Dinbudparpora Drs Subeno, SE, M.Si, dan Kabid Pariwisata Ir Prayitno, M.Si. Setelah menerima penjelasan tentang kebijakan pembangunan pariwisata, rombongan berkunjung ke Owabong dan diterima Dirut PD Owabong Wisnu Haryo Danardono dan Manajer Operasional, Eko Susilo. Diakui Didi, perkembangan sektor pariwisata di Banyumas masih fokus di Baturaden. Perkembangannya dari dulu masih tetap. Baturaden paling ramai dikunjungi wisatawan lokal saat musim libur lebaran atau musim sekolah. “Baturaden kami akui dari dulu perkembangannya tetap. Belum ada terobosan yang menjadi daya tarik tersendiri dan menjadi ikon wisata Banyumas,” kata Didi yang pernah mengelola biro wisata selama 10 tahun sebelum menjadi anggota DPRD. Didi mengaku ingin agar Pemkab Banyumas meniru terobosan pariwisata di Purbalingga dan mampu mengangkat ekonomi masyarakat. Meski di Banyumas sudah ada waterpark Dreamland, namun kondisi air tidak seperti di Owabong. “Kami ingin Banyumas dikenal dengan wisatanya, tidak hanya Baturaden saja,” ujar Didi. Sementara itu Kepala Dinbudparpora Subeno mengatakan, Pemkab Purbalingga selalu komitmen untuk mengembangkan sektor pariwisata. Setelah Owabong, pemkab juga mulai menggarap obyek wisata alam Goa Lawa di Desa Siwarak Kecamatan Karangreja. Goa Lawa akan disiapkan sebagai destinasi wisata yang unik dan menarik seperti goa di kota Guilin Tiongkok. “Tahun 2015 ini, Pemkab melakukan lelang Detail Enginering Desain (DED) Goa Lawa, setelah selesai DED, Pemkab fokus akan membangunnya menyerupai goa reed flute cave di kota Guilin Tiongkok,” kata Subeno. Setelah Goa Lawa digarap, tidak menutup kemungkinkan nantinya Goa Lawa tidak lagi dikelola oleh Dinbudparpora, tetapi bisa dikelola oleh semacam Badan usaha Milik Daerah. “Hal ini juga sejalan dengan surat edaran Menteri Dalam Negeri yang mendorong tumbuhnya BUMD yang mengangkat potensi keunggulan daerah dan mampu menggerakan ekonomi masyarakat serta berpotensi meningkatkan pendapatan daerah,” kata Subeno. Selain menggarap Goa Lawa, Dinbudparpora juga fokus menggarap empat desa wisata. Keempat desa wisata ini masing-masing Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Desa Limbasari Kecamatan Bobotsari, Desa Tanalum dan Desa Panusupan Kecamatan Rembang. Dinbudparpora telah menerjunkan empat orang fasilitator di empat desa wisata tersebut. “Desa wisata ini nantinya memiliki paket wisata yang satu dengan lainnya berbeda, sehingga wisatawan bisa menikmati desa wisata tersebut secara bergantian,” kata Subeno. Dirut PD Owabong Wisnu Haryo Danardono mengungkapkan, kemajuan Owabong tidak terlepas dari kebijakan Pemkab yang memberi keleluasaan kepada manajemen Owabong untuk terus menambah wahana dan berpacu menghadapi persaingan. “Pemkab sangat mendukung ide kreatif dari Owabong, dan memberikan keleluasaan untuk kemajuan Owabong,” kata Wisnu.